Senin, 27 April 2015

Memanjakan Lidah Dengan Spagetti Ice Cream

Es krim, makanan dingin dan manis yang menjadi favorit semua orang. Akhir-akhir ini saya sedang banyak dengar cerita tentang es krim-es krim yang unik. Setiap bertemu teman, pasti membicarakan es krim. 
Akhirnya ada teman saya yang merekomendasikan restaurant es krim yg unik dan enak, yaitu Ragusa Es Italia. Resto es krim ini terletak di daerah Juanda, Jakarta Pusat. Letaknya tidak jauh dari Masjid Istiqlal. Waktu itu saya dan teman saya memutuskan kesana dengan menggunakan transjakarta. Kami berangkat dari Halte GOR Soemantri, Kuningan. Dari sana kami menuju dukuh atas dan transit ke arah harmoni. Setelah itu transit lagi ke arah juanda. Turun di Halte juanda dan jalan kaki tidak jauh dari situ langsung sampai di Ragusa Es Italia. 
Sampai sana kami terkesan dengan desain dari restaurantnya. Masih terasa atmosfer belanda-belandanya. Selain itu, di depan restaurant terdapat pedangang-pedangang makanan juga. 

Kami langsung memesan menu andalan yaitu spagetti ice cream. Es krimnya unik berbentuk spagetti dan rasanya memang enak dan terasa sekali klasiknya. Di atasnya di sirami saus coklat dan ditaburi kacang dan manisan.
Selain spagetti ice cream ada juga menu es krim lain, seperti tutti fruti,  coklat, vanila, dan lain lain yang tentunya tidak kalah enak dengan spagetti ice cream. Resto ice cream ini memang bener-benar recommended untuk dicoba. 

Minggu, 26 April 2015

Hidden Paradise in Pacitan, Jawa Timur

Selama ini jika membayangkan tempat wisata pantai pasti kita langsung membayangkan Bali. Padahal banyak sekali daerah-daerah lain yang memiliki pantai dengan pemandangan yang tidak kalah menakjubkan dengan Bali. Contohnya di Pacitan, Jawa Timur. Belum banyak info-info wisata yang mempromosikan pantai disini. Namun,dewasa ini sudah mulai banyak orang yang mengenal semenjak kepemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga lahir di Pacitan, Jawa Timur. 
Beberapa waktu lalu saya mengunjungi daerah ini. Saya mengunjungi beberapa pantai. Namun, karena saya hanya ada waktu 2 hari jadi tidak banyak pantai yang saya datangi. Padahal menurut masyarakat disini, di Pacitan terdapat banyak sekali pantai yang indah. Saya hanya memgunjungi pantai klayar, banyutibo,pidakan, dan tawang. 
Pantai pertama yang saya kunjungi adalah Pantai Klayar. Pantai Klayar terletak di Kecamatan Donorejo, Pacitan. Untuk mencapai pantai klayar, saya harus menempuh medan perjalanan yang terjal dan sempit. Namun perjalanan yg melelahkan itu terbayar dengan pemandangan yang disajikan. Pantai klayar memiliki pemandangan yang menakjubkan. Batu karang di pantai ini berlapis seperti layaknya di Tanah Lot, Bali. Sehingga tidak jarang pantai ini sering disebut Tanah Lotnya Pacitan. Selain itu terdapat juga suling laut di bagian kanan. Ombak disini terlihat seperti memutar dan semakin membuat takjub para pengunjung.



Tidak jauh dari Pantai Klayar, terdapat juga Pantai Banyutibo. Di Pantai Banyutibo terdapag air terjun yang langsung jatuh ke pantai. Sungguh benar-benar memanjakan mata para pengunjung.


Keesokan harinya saya hanya memiliki waktu sedikit untuk mengeksplor pantai karena harus kembali ke jakarta. Pantai pertama yang saya kunjungi di hari kedua adalah pantai pidakan. Pantainya juga indah tapi belum mengalahkan keindahan pemandangan pantai klayar.


Setelah itu saya menyempatkan diri untuk mampir ke Pantai Tawang. Disini terdapat pemandangan kapal-kapal nelayan yang 
hendak mencari ikan. Sungguh indah dan benar-benar memanjakan mata. 

Apa boleh buat, saya harus segera kembali ke Jakarta. Namun, pengalaman saya mengunjungi pantai di Pacitan sangat mengesankan. Disini saya benar-benar takjub dengan keagungan Tuhan yang dapat menciptakan segala sesuatunya dengan sempurna. Suatu saat jika saya ada waktu libur yang lebih panjang saya ingin mengeksplore pantau di Pacitan kembali.

Selasa, 31 Maret 2015

Great Architecture of Kathedral, Jakarta

Gereja Katedral, Jakarta
Jl. Katedral No.7B, Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10710
(021) 3519186

Masih di hari yang sama saat saya mengunjungi Masjid Istiqlal. Saya menyebrang dari Masjid Istiqlal menuju Gereja Katedral. Saat saya memasuki pintu gerbang dan bertanya kepada satpam yang berjaga tentang jam buka di Gereja Katedral. Namun, satpam yang berjaga di sana pun kurang mengerti mengenai jam buka Gereja Katedral. Akhirnya saya memutuskan untuk masuk saja dan mencari tahu di dalam. Semua orang di sana memandang aneh kepada saya, mungkin karena saya berkerudung tapi saya masuk gereja. Tapi saya tetap masuk ke dalam dan bertanya kepada petugas bersih-bersih apakah saya boleh masuk. Menurut petugas bersih-bersih, semua orang boleh berkunjung ke Gereja Katedral meskipun bukan beragama Katholik. Petugas bersih-bersih itu pun memberitahu saya bahwa di lantai atas terdapat Museum Katedral yang menyimpan barang-barang peninggalan sejarah.


Museum Katedral 
Setelah sampai di lantai atas, ternyata museum baru saja dibuka dan saya orang pertama yang mengunjungi Museum katedral pada hari itu. Petugas museum memberikan saya brosur dan menjelaskan tentang Gereja Katedral. Gereja Katedral memiliki nama resmi yaitu Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga. Gedung ini diresmikan pada tahun 1901 dengan rancangan dari Pastor Antonius Djikmans. Sebelum saya masuk ke dalam museum, saya ditawari untuk membeli souvenir yang disediakan. 
Orgel Pipa Th 1900

Orgel Pipa buatan tahun 1900 oleh Carl G. Weigle dari Stuttgart merupakan produksi ke 240. Orgel ini terdiri dari 7 register dengan kurang lebih 700 pipa. Benda ini merupakan orgel mekanik dengan sistem "kegelslade". Pada awalnya Orgel ini berfungsi untuk dapat memproduksi udara yang dihasilkan melalui menarik turunkan tali. Namun, sejak tahun 1970-an, ditambahkan kompresor.

                                                           
Koleksi Lain Di Museum Katedral

Selain Orgel Pipa Th 1900, masih banyak koleksi lain yang menarik di Museum Katedral, mulai dari baju Pastor, hiasan-hiasan, kursi, podium, dan lain-lain.

 Interior Gereja Katedral

Desain Gereja Katedral mengusung konsep neo-gothic. Kebetulan saat saya ke sana sedang tidak ada acara sehingga saya bisa foto-foto dengan bebas. Hanya ada beberapa jemaat yang sedang berdoa dan dengan dengan ramah menyapa saya dan membanu menjelaskan tentang Gereja Katedral. Mereka mengatakan bahwa Gereja Katedral memang bersifat terbuka untuk agama apapun. Namun, tidak bisa sembarang waktu, ada waktu yang ditentukan untuk berkunjung kesana bagi agama lain yaitu setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat pada pukul 10.00-12.00 WIB. Karena selain yang dijadwalkan tersebut, biasanya ada acara misa di Gereja Katedral. Gereja Katedral merupakan salah satu gereja yang banyak digunakan oleh umatnya dalam melakukan pemberkatan pernikahan.

Jemaat yang sedang berdoa

Selama saya di Gereja Katedral saya selalu di dampingi oleh petugas museum. Beliau dengan ramah memberikan penjelasan dan membantu saya berfoto. 

Petugas Museum Katedral

Berikut pengalaman saya berkunjung ke Gereja Katedral. Meskipun awalnya terasa aneh, namun setelah sampai di dalam saya terkesan sekali dengan keramahan jemaat dan penjaganya. selain itu juga saya terkesan dengan arsitektur neo-gothic yang mengagumkan.


Keindahan Desain Masjid Istiqlal, Jakarta



Masjid Istiqlal
Jl. Taman Wijaya Kusuma, DKI Jakarta 10710
(021) 3483037
 
     
Hari Rabu, 18 Maret 2015 saya mengunjungi Masjid Istiqlal yang berlokasi di Taman Wijaya Kusuma , Jakarta Pusat. Transportasinya cukup mudah. Dengan menggunakan Transjakarta jurusan PGC-Harmoni, saya turun di Halte Juanda tepat di depan masjid Istiqlal. Tidak perlu transit jika dari Halte PGC. Saya masuk melalui gerbang sisi Tenggara-Selatan. Pintu gerbang ini berhadapan langsung dengan Halte Juanda. Selain pintu masuk tersebut, ada beberapa pintu masuk lain yaitu pintu masuk sebelah Utara yang berhadapan langsung dengan pintu As-Salam yang merupakan pintu khusus tamu VIP. Selain itu ada juga pintu yang berhadapan langsung dengan Gereja Katedral.Setelah masuk ke dalam masjid, saya sempat bingung untuk memulai dari mana, karena saat saya kesana masjid dalam kondisi sepi, bahkan untuk menitipkan sendal saja saya harus menunggu lama sampai ada yang sadar saya mau menitipkan sendal. Untungnya, saya bertemu bapak satpam yang bersedia menjelaskan lokasi-lokasi bagus untuk berfoto. Dengan modal kamera DSLR Sony A550 dan tanpa pengetahuan fotografi yang cukup, saya mulai berfoto ria di dalam masjid. Kebetulan saat itu saya sedang halangan, jadi tidak bisa shalat hanya bisa foto-foto saja. Saya cukup terkesan dengan arsitektur Masjid Istiqlal yang begitu megah. Menurut bapak satpam yang saya temui disana, arsitektur Masjid Istiqlal merupakan umat Non-Muslim. Wah, sungguh menggambarkan kerukunan umat beragama saat itu



Lorong Masjid Istiqlal

Gambar di atas merupakan salah satu lorong di Masjid Istiqlal. Lorong tersebut juga bisa digunakan untuk shalat. Namun jika sedang sepi seperti saat itu, banyak pengunjung yang menggunakan lorong tersebut untuk tidur-tiduran. Memang udara di lorong tersebut sangat sejuk bisa menimbulkan rasa kantuk. Namun tetap saja seharusnya tidak dipergunakan untuk tidur-tiduran seperti itu ya.


Kubah Masjid Istiqlal

Nah, yang ini adalah kubah Masjid istiqlal kalau dilihat dari dalam. sayang sekali gak bisa foto dari bawah persis karena saat itu sedang ada yang beribadah. Jadi sungkan kalau foto-foto di tengah orang yang sedang beribadah. 

Sejauh ini saya sangat terkesan dengan arsitektur di Masjid Istqlal, Jakarta. Suatu hari, saya harus kesana lagi untuk beribadah. Aamiin