Gereja Katedral, Jakarta
Jl. Katedral No.7B, Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10710
Masih di hari yang sama saat saya mengunjungi Masjid Istiqlal. Saya menyebrang dari Masjid Istiqlal menuju Gereja Katedral. Saat saya memasuki pintu gerbang dan bertanya kepada satpam yang berjaga tentang jam buka di Gereja Katedral. Namun, satpam yang berjaga di sana pun kurang mengerti mengenai jam buka Gereja Katedral. Akhirnya saya memutuskan untuk masuk saja dan mencari tahu di dalam. Semua orang di sana memandang aneh kepada saya, mungkin karena saya berkerudung tapi saya masuk gereja. Tapi saya tetap masuk ke dalam dan bertanya kepada petugas bersih-bersih apakah saya boleh masuk. Menurut petugas bersih-bersih, semua orang boleh berkunjung ke Gereja Katedral meskipun bukan beragama Katholik. Petugas bersih-bersih itu pun memberitahu saya bahwa di lantai atas terdapat Museum Katedral yang menyimpan barang-barang peninggalan sejarah.
Museum Katedral
Setelah sampai di lantai atas, ternyata museum baru saja dibuka dan saya
orang pertama yang mengunjungi Museum katedral pada hari itu. Petugas
museum memberikan saya brosur dan menjelaskan tentang Gereja Katedral.
Gereja Katedral memiliki nama resmi yaitu Santa Maria Pelindung Diangkat
Ke Surga. Gedung ini diresmikan pada tahun 1901 dengan rancangan dari Pastor Antonius
Djikmans. Sebelum saya masuk ke dalam museum, saya ditawari untuk
membeli souvenir yang disediakan.
Orgel Pipa buatan tahun 1900 oleh Carl G. Weigle dari Stuttgart merupakan produksi ke 240. Orgel ini terdiri dari 7 register dengan kurang lebih 700 pipa. Benda ini merupakan orgel mekanik dengan sistem "kegelslade". Pada awalnya Orgel ini berfungsi untuk dapat memproduksi udara yang dihasilkan melalui menarik turunkan tali. Namun, sejak tahun 1970-an, ditambahkan kompresor.
Koleksi Lain Di Museum Katedral
Selain Orgel Pipa Th 1900, masih
banyak koleksi lain yang menarik di Museum Katedral, mulai dari baju
Pastor, hiasan-hiasan, kursi, podium, dan lain-lain.
Interior Gereja Katedral
Desain Gereja Katedral mengusung konsep neo-gothic. Kebetulan saat saya ke sana sedang tidak ada acara sehingga saya bisa foto-foto dengan bebas. Hanya ada beberapa jemaat yang sedang berdoa dan dengan dengan ramah menyapa saya dan membanu menjelaskan tentang Gereja Katedral. Mereka mengatakan bahwa Gereja Katedral memang bersifat terbuka untuk agama apapun. Namun, tidak bisa sembarang waktu, ada waktu yang ditentukan untuk berkunjung kesana bagi agama lain yaitu setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat pada pukul 10.00-12.00 WIB. Karena selain yang dijadwalkan tersebut, biasanya ada acara misa di Gereja Katedral. Gereja Katedral merupakan salah satu gereja yang banyak digunakan oleh umatnya dalam melakukan pemberkatan pernikahan.
Jemaat yang sedang berdoa
Selama saya di Gereja Katedral saya selalu di dampingi oleh petugas museum. Beliau dengan ramah memberikan penjelasan dan membantu saya berfoto.
Petugas Museum Katedral
Berikut pengalaman saya berkunjung ke Gereja Katedral. Meskipun awalnya terasa aneh, namun setelah sampai di dalam saya terkesan sekali dengan keramahan jemaat dan penjaganya. selain itu juga saya terkesan dengan arsitektur neo-gothic yang mengagumkan.